Ogan Ilir
Diduga Modus Tahan Kartu ATM Banyak Dipakai Pelaku Pemotongan Dana PKH
# Diduga Oknum Tak Bekerja Sendiri
# Miris, Dana Kemanusiaan Masih Disunat!
Inderalaya
Hati-hati, bagi anda penerima manfaat dana Program Keluarga Harapan (PKH), pasalnya diduga modus tahan kartu atm yang dilakukan oknum pelaku pemotongan dana, juga dilakukan di tempat lain. Bahkan disinyalir dalam melancarkan aksinya, oknum tak hanya bekerja sendiri namun diduga bekerjasama dengan pihak lain. Jika dana ingin aman, buku tabungan dan kartu atm wajib dipegang sendiri, jangan dipercayakan kepada yang bukan berhak
Salah satu warga Inderalaya Ribi mengatakan diduga modus penahanan kartu atm tersebut dilakukan sejak lama, bahkan ada juga oknum pelaku yang beralasan kartu atm bisa terblokir jika tak dipegang pelaku
"Desa Tanjung Agung inikan salah satu contoh kasus, diduga ada juga kasus serupa di Pemulutan, Rambangkuang dan sebagainya, harusnya pejabat terkait cek ke lapangan kebenarannya. Saya pikir seperti oknum "ASM" tak hanya bekerja sendiri namun juga bekerja sampai ke atas, tidak masuk akal lah kalau dana 50persen hasil pemotongan dimakan sendiri. Padahal biasanya warga juga mengeluarkan uang juga untuk menyawer ketua kelompok PKH itu, mungkin masih kurang banyak. Ya diharapkan ada sanksi tegaslah, dan petugas terkait bisa cek ke desa lainnya, karena kabarnya aksi ini ada juga dilakukan di tempat lainnya,"ucapnya sambil berlalu
Kabid Banjamsos Dinsos OI Edi Yusmadi mengatakan sedikitnya ada 21ribu keluarga penerima PKH di OI, dana setiap keluarga bervariasi. Namun paling maksimal diterima dana Rp12juta/tahun jika ada 4komponen dalam keluarga tersebut, misalnya ada lansia, ada anak-anak yang masih bersekolah, ibu hamil dan disabilitas. Jika hanya ada 1 orang anak yang bersekolah hanya menerima dana Rp900ribu/tahun. Artinya dalam setahun dana PKH bisa mencapai puluhan miliar
" Dengan adanya kasus di Tanjung Agung, ya kita cek langsung ke lapangan, memanggil pendamping, ketua kelompok dan warga yang merasa dana PKH-nya dipotong ya kita investigasilah. Kalau memang terbukti, kita pecat siapa pemainnya, untuk ketua kelompoknya kita coret dari daftar penerima dana PKH. Kalau memang ada yang laporan ke polisi, silahkan saja artinya kalau bersalah bisa dikenakan sanksi hukum. Ini uang rakyat, jangan macam-macamlah,"tegasnya
Disinggung soal apakah oknum pelaku pungli bertugas sendiri tidak melibatkan orang dalam pemerintahan, ia mengaku hal tersebut tidak ada, jikapun terbukti ada akan ditindak tegas. Bahkan soal modus operandi yang dilakukan oleh oknum untuk mendapatkan dana tersebut dengan menahan atm untuk mengambilkan sejumlah dana penerima PKH, Edi mengatakan sudah berulangkali, penerima manfaat PKH diingatkan agar buku tabungan dan kartu atm dipegang sendiri bahkan imbauan dan surat edaran sudah disebar.
Korkab PKH OI Wiwin Muharwana, mengatakan total petugas PKH di OI sebanyak 102orang, terdiri dari 2orang korkab, 5 operator di sekretariat dan 95pendamping yang bertugas di 241 desa/kelurahan. Setiap pendamping bertugas di 1-5desa guna mendampingi keluarga penerima manfaat (kpm)
" Kita investigasi dengan pendamping, klarifikasi dengan kpm, minta keterangan, bagaimana sistem mereka yang dituduhkan memotong. Kalau buku tabungan atm sudah dijelaskan, bahwa harus dipegang sendiri oleh yang bersangkutan. Kalau ada begini berarti ada oknum, kerjasama dengan siapa, ini yang akan kita usut. Ini uang rakyat miskin, jangan sampai dipermainkan!. Yang jelas kalau ada oknum yang bermain ikut pungli, memotong uang kpm dikenakan sanksi dari surat peringatan hingga pemberhentian. Bahkan kalau ada yang mengadu ke polisi bisa saja jika terbukti bersalah dikenakan sanksi hukum,"tegasnya
Sementara itu Wakil Ketua DPRD OI H Ahmad Syafei, mengatakan pihaknya sudah mendapatkan informasi juha dari anggota komisi 4, soal adanya dugaan pungli ini. Bahkan pihaknya akan melakukan pemanggilan terhadap oknum tersebut
" Saya juga dapat laporan di beberapa desa Pemulutan juga ada aksi seperti itu, ini yang perlu juga kita usut. Kita akan investigasilah, apakah ada oknum dinas atau oknum petugas PKH yang terlibat, tidak mungkin cuma ketua kelompoknya saja. Saya sedih dan miris melihat kondisi begini, bantuan sosial dana kemanusiaan saja disunat! Padahal tidak boleh hal ini diselewengkan. Kalau terbukti bisa saja ini dibawah ke ranah hukum, karena penggelapan bisa jadi pidana,"tegasnya.
Sebelumnya, dari 112 warga Desa Tanjung Agung Kecamatan Inderalaya Kabupaten Ogan Ilir (OI), puluhan warga desa berduyun-duyun mendatangi rumah Kades Tanjung Agung Nazuli, mereka mengadu lantaran dana Program Keluarga Harapan (PKH) yang diterima warga dipotong 50persen oleh oknum yang tidak bertanggungjawab. Diduga yang melakukan pemotongan tersebut oknum Ketua Kelompok PKH Desa Tanjung Agung "ASM"
Modus yang dilakukan oknum tersebut adalah,diduga memberikan buku rekening dan atm BRI kepada penerima manfaat dana pkh, saat uang akan cair oknum akan memberikan pengumuman kepada penerima bahwa uang yang tersedia di rekening akan diambilkan, dengan syarat atm wajib diberikan kepada "ASM". Kemudian saat uang ada, si oknum mengambilkannya, diduga uang hanya diberikan 50persen kepada penerima manfaat
Seperti yang dialami Nurlela (50), ia baru mengetahui sedianya ia menerima Rp1,1juta per tiga bulan namun hanya diberikan Rp600ribu. " Saya tahunya pas print buku tabungan ke BRI, ternyata dipotong 50persen, untuk April, Maret, Mei kami menerima setiap bulan namun jumlahnya juga kecil. Saya tidak senang kalau begini, karena itu kita datang tempat pak kades untuk mengadukan nasib,"jelasnya
Warga Dusun 2 Desa Tanjung Agung Rusda (42) hanya menerima dana PKH Rp700ribu pada Januari lalu, padahal harusnya dibuku tabungan Ro 1.266.000, sementara saat Maret hanya menerima Rp600ribu, padahal tertera Rp 1.300.000
" Ya suami saya hanya buruh, punya anak yang masih sekolah. Sakit hatilah kalau begini, banyak sekali motongnya. Si oknum ASM kalau dikasih uang sedikit dia suka marah-marah. Kami tidak senang kalau begini, rencananya kami juga mau ngadu ke polisi,"jelasnya
Kepala Desa Tanjung Agung Nazuli didampingi Kades Penyandingan sekaligus Ketua Forum Kades Kecamatan Inderalaya Hidayat mengatakan bahwa didesanya sedang ada permasalahan tentang bantuan PKH. Menurut laporan warga, mereka merasa kaget karena setiap bulan nya mereka menerima uang PKH terus berkurang. # prima