Ogan Ilir

Lagi, Kejari Ogan Ilir Rekonstruksi Kasus Korupsi Berjamaah Bawaslu Rugikan Negara Rp 7,4 Milyar

 

Inderalaya

Penyidik Pidana Khusus (Pidsus) Kejari Ogan Ilir menggelar rekonstruksi perkara korupsi dana hibah Pilkada 2020 oleh Bawaslu Ogan Ilir.

 

Rekonstruksi diikuti tiga tersangka yakni Dermawan Iskandar, Idris dan Karlina serta tiga terpidana yakni Aceng Sudrajat, Herman Fikri dan Romi.

Selain itu dihadirkan juga sembilan orang saksi, termasuk mantan Ketua DPRD Ogan Ilir, Endang PU Ishak dan Ketua DPRD Ogan Ilir saat ini, Suharto Hasyim.

Kepala Kejari (Kajari) Ogan Ilir, Nur Surya menyebut tujuan rekonstruksi untuk memperkuat alat bukti yang sudah didapatkan penyidik.

“Dan untuk penyidik juga (memperkuat) keyakinan bahwa ada aliran dana yang diterima tiga komisioner (tersangka) itu,” kata Nur Surya kepada wartawan di Indralaya, Rabu (9/8/2023).

Menurut Nur Surya, saat proses penyelidikan sebelumnya, tiga komisioner Bawaslu Ogan Ilir tersebut tak mengakui menerima aliran dana hibah.

Namun alat bukti menjelaskan bahwa adanya perbuatan yang menunjukkan bahwa tiga komisioner tersebut menerima dana hibah dengan jumlah bervariasi.

Nur Surya menjelaskan, tak menutup kemungkinan pada persidangan nanti jumlah uang yang mengalir kepada para tersangka bisa saja bertambah atau berkurang.

“Bicara alat bukti, di persidangan jaksa akan berupaya meyakinkan (kepada hakim) berapa jumlah uang yang diterima oleh para tersangka,” ujar Nur Surya.

Mantan Kajari Majene, Sulawesi Barat ini juga menyebutkan ada aliran dana hibah yang melenceng, nilainya mulai dari Rp 250 juta hingga Rp 500 juta

“Namun belum fix. Fakta persidangan yang akan membuktikan,” jelas Nur Surya.

Sementara, dilibatkannya mantan dan Ketua DPRD Ogan Ilir pada rekonstruksi ini karena penyidik ingin mengetahui kronologi perkara dana hibah secara jelas.

Nur Surya mengungkapkan, keterangan dari salah satu terpidana bahwa ada dana hibah yang diserahkan kepada unsur pimpinan dan anggota banggar DPRD Ogan Ilir.

Namun sayangnya tak disebutkan kepada siapa, apakah unsur pimpinan dan anggota banggar DPRD Ogan Ilir di masa kepemimpinan Endang atau Suharto

“Apakah kedua orang itu (Endang atau Suharto) mengalami (menerima aliran dana) seperti apa yang disampaikan terpidana atau cuma fitnah. Fakta persidangan akan berbicara,” jelas Nur Surya.

“Terpidana mengatakan ada menyerahkan (dana hibah kepada unsur dan anggota banggar DPRD Ogan Ilir), namun tersangka mengingkari tidak ada sama sekali,” jelasnya lagi.

Terpisah, Ketua DPRD Ogan Ilir, Suharto Hasyim yang datang pada rekonstruksi mengaku hanya menyaksikan proses tersebut.

Suharto juga menyimak kesaksian Romi, mantan honorer Bawaslu Ogan Ilir yang kini menjadi terpidana.

Menurut Suharto, Romi menyebut bahwa dirinya menyerahkan uang sebesar Rp 300 juta kepada mantan Ketua Bawaslu Ogan Ilir, Dermawan Iskandar.

Uang tersebut menurut Romi untuk diserahkan ke unsur pimpinan dan anggota banggar DPRD Ogan Ilir.

“Namun pernyataan Romi itu dibantah Dermawan Iskandar selaku mantan Ketua Bawaslu Ogan Ilir. Dermawan tak menerima uang tersebut, apalagi diserahkannya ke unsur pimpinan dan anggota banggar DPRD Ogan Ilir,” ungkap Suharto.

Sehari sebelumnya, Suharto diperiksa Kejari Ogan Ilir sebagai saksi pada perkara ini.

Suharto mengaku mendapat pertanyaan-pertanyaan diantaranya seputar pembahasan KUA-PPAS.

Dijelaskan Suharto, pada waktu pembahasan KUA-PPAS itu belum menjabat selaku Ketua DPRD Ogan Ilir dan tidak termasuk anggota banggar.

Pertanyaan lain yang diajukan kepada Suharto perihal hubungannya dengan para tersangka perkara korupsi dana hibah ini.

“Saya ditanya apakah kenal dengan para tersangka. Saya bilang mulai dari tiga tersangka pertama (terpidana), Aceng Sudrajat, Herman Fikri dan Romi tidak kenal,” ujarnya.

“Begitu juga dengan tiga tersangka terbaru, Dermawan Iskandar, Idris dan Karlina, sebelumnya tidak. Saya kenal saat di persidangan,” ujarnya lagi.

Mantan Ketua DPRD Ogan Ilir, Endang PU Ishak saat diwawancarai terpisah, juga mengatakan hanya menyaksikan jalannya rekonstruksi.

Endang mengaku sempat akan dilibatkan dalam rekonstruksi, namun dia meminta kejelasan status dirinya kepada penyidik Kejari Ogan Ilir.

“Pada adegan (rekonstruksi) ke-11, saya dipanggil ikut. Saya interupsi, kapasitas saya sebagai apa? Kalau memang secara jelas nama saya disebut oleh terpidana, saya siap bertanggung jawab. Tapi kan tidak demikian,” kata Endang. #prima

0 0 votes
Article Rating

Related Articles

Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
Back to top button