Festival Film Pendek SOS 2023: Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) berkolaborasi dengan Narasi Dorong Anak Muda Berkreativitas dan Inspirasi Literasi Digital
Perkembangan digitalisasi harus diimbangi dengan kebijakan bermedia sosial (bermedsos) agar mencegah hal negatif tersebar di publik. Langkah awal memerangi permasalahan itu dapat dilakukan melalui Save Our Socmed (SOS) 2023.
"Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) berkolaborasi dengan Narasi untuk mendorong anak muda berkreativitas dan menginspirasi literasi digital," ujar VP Head of External Communication IOH Eni Nur Ifati, Jumat (17/11/2023).
1. Festival Film Pendek SOS 2023 memotivasi untuk tidak menebar kebencian di medsos
Festival Film Pendek SOS 2023 merupakan kompetisi pembuatan film pendek yang diadakan agar anak muda terutama millenial dan Gen Z bijak dalam menggunakan media sosial (medsos) sekaligus meningkatkan literasi digital.
Festival Film Pendek SOS 2023 mengampanyekan anti hate speech dengan tema Bicara Baik di Digital, Hindari Emosi Tanpa Substansi dan pendaftaran sudah dibuka sejak 26 Oktober 2023 dan dan pengumuman pemenang pada Februari 2024.
"Media sosial, harus jadi tempat yang nyaman untuk kita, bukan tempat menebar kebencian," kata Eni
2. Kekuatan cerita visual hadir lebih kuat lewat Festival Film Pendek SOS 2023
Program yang diselenggarakan IOH sudah berlangsung dari tahun 2021 dan untuk tahun ini IOH juga menggelar rangkaian kegiatan di Palembang, Bandung, Semarang, Surabaya, Bali, dan Mataram.
Penyelenggaran Festival Film Pendek SOS 2023 d Palembang turut didukung sineas perfilman lokal bersama komunitas Layar Taman sebagai bentuk penghargaan kreatifitas anak muda berkarya.
"Lewat film karya bisa menunjukkan kekuatan cerita dan visual dapat menyebarkan pesan perdamaian, kesetaraan, dan toleransi," timpal dia.
3. Festival Film Pendek SOS 2023 diharapkan bisa menciptakan karya kreasi dengan lebih aman dan nyaman
Festival Film Pendek SOS 2023 bisa diikuti oleh siapa saja dan dibuka umum dengan durasi cerita penayangan 10 menit. Harapannya karya anak bangsa yang digambarkan melalui film bisa membangun dan memotivasi masyarakat dalam mengubah pola pikir.
"Dengan dukungan teknologi dan digitalisasi, kita dapat lebih inklusif dan peduli dengan sesama,” jelasnya.
Sementara kata Ketua Komunitas Layar Tamam Among Wicaksono, karya yang ditampilkan secara visual bisa mendorong anak muda makin berkontrinusi dalam menyampaikan narasi positif di dunia digital melalui pendekatan kreatifitas.
“Harapannya bisa menginspirasi dan menciptakan media sosial sebagai wadah lebih bermakna dengan aman dan nyaman berekspresi," kata Among.#prima