IDX Product Roadshow 2024 Perkenalkan Dua Intstrumen Investasi Yang Sedang Naik Daun
Palembang - Untuk lebih memahami produk saham dan Ingin jadi investor profesional dan meraih keuntungan lebih besar, IDX Product Roadshow 2024 digelar di Palembang. Dengan memperkenalkan dua investasi yang sedang naik daun di kalangan investor yakni Waran Terstruktur dan Single Stock Futures (SSF) karena potensi keuntungan tinggi dan fleksibilitasnya.
Keduanya dibahas dalam Workshop Wartawan Media Gathering 2024: IDX Product Roadshow 2024 di Palembang, Rabu (9/10/2024). Dua orang pemateri membagikan insight yang menarik kepada rekan-rekan jurnalis yang hadir.
Yang pertama, adalah Grace Putri Sejati, Senior Analyst Equity Business Development IDX. Beliau menyampaikan materi tentang Waran Terstruktur (WT)
WT sendiri adalah instrumen derivatif yang nilainya terkait dengan kinerja aset dasar seperti saham atau komoditas. Dengan modal kecil, Anda bisa meraih potensi keuntungan besar. Grace menyebut kalau WT punya banyak kelebihan sebagai instrument investasi. “Modal kecil, tapi hasil tinggi. Potensi keuntungan besar dengan modal relatif kecil,” jelas Grace.
Kelebihan WT lainnya adalah risiko terukur dan dapat dikelola dengan baik. Grace menambahkan kalau kalau WT pelaksanaannya dijamin oleh KPEI sehinga memberikan rasa aman bagi investor.
Menariknya lagi, WT menjanjikan keuntungan tak terbatas hingga tdak ada batasan keuntungan. Tapi, beliau juga mengingatkan kalau WT tetap punya risiko yang harus dipertimbangkan.
Ada juga kekurangannya. “Minimal investasi tinggi. Modal awal yang cukup besar sekitar 5 miliar rupiah,” terang Grace. “Jadi ini cocok untuk investor berpengalaman. Bagus bagi yang sudah memahami pasar modal,” imbuh beliau.
Sementara itu, pemateri kedua: Ivolda Arsyad, Analyst Derivative Business Development IDX, menjelaskan tentang Single Stock Futures (SSF). Disebutkan kalau Single Stock Futures (SSF) adalah kontrak untuk membeli atau menjual saham di masa depan pada harga tertentu. Dengan SSF, Anda bisa mengambil posisi jual (short) saat harga saham diperkirakan turun. Arsyad menyebut beberapa keuntungan kalau memiliki SSF. “Modal lebih rendah dibandingkan membeli saham langsung. Selain itu, realisasi SSF itu cepat sehingga keuntungan atau kerugian dapat diperoleh dengan cepat,” terang Arsyad.
Namun, Arsyad menyebut kalau SSF juga punya kekurangan. “Risiko tinggi. Potensi keuntungan besar, tapi risiko juga besar,” sebut Arsyad. “Pemilik SSF juga tidak mendapatkan dividen dari saham underlying,” ujar beliau. Arsyad menambahkan kalau SSF ini sangat cocok untuk investor berpengalaman. “Cocok bagi yang berpengalaman minimal satu tahun di pasar modal,” ujar Arsyad.
Ia menyebut kalau SSF melengkapi produk saham yang ada, memungkinkan strategi investasi lebih kompleks.
Dengan memahami karakteristik dan risiko dari Waran Terstruktur dan SSF, investor dapat mendiversifikasi portofolio dan meningkatkan potensi keuntungan.
Sementara itu Hari Mulyono Ketua Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Sumsel berharap kegiatan workshop ini dapat bermanfaat bagi wartawan ekonomi mengenal instrumen investasi.
Diakui Hari, 3- 4 Tahun perkembangan investasi saham di Sumatera Selatan (Sumsel) pada prinsipnya sangat baik dengan pertumbuhan investasi saham sudah lebih dari 150 ribu, dan secara keseluruhan jumlah investor lebih dari 400 ribu.
"Artinya dalam 3- 4 tahun terakhir pertumbuhan konsisten meningkat dengan rata-rata pangsa asing juga relatif stabil ada di kisaran Rp 7-8 triliun perbulannya dikarenakan warga Sumatera Selatan berinvestasi,"ujar Hari Mulyono
Lanjut Hari, pengembangan produk ini diharapkan memperluas jangkauan masyarakat yang akan memanfaatkan pasar modal." seperti kita ketahui sudah cukup banyak produk-produk investasi yang tidak bertanggung jawab yang berada di luar sana, dan mungkin mereka sudah saatnya untuk melihat ada produk yang sesuai dengan karakter dan profil maupun resiko yang dimiliki oleh masyarakat yang sesuai dengan produk pemerintah hasilkan.
"jadi harapan kita seperti itu, jadi untuk merangkul dan lebih menumbuh kembangkan potensi masyarakat kita didalam pemanfaatan pasar modal di Bursa Efek Indonesia"ujarnya. (fie)