Pendidikan

Komunikasi Berkualitas Menciptakan Anak yang Cerdas

Ditulis oleh : Ria Maulina, S.E., M.Si., CPHR. Prof. Isnawijayani, M.Si.,Ph.D.

Komunikasi berkualitas menciptakan anak cerdas karena dapat membangun dasar kognitif dan emosional yang kuat. Melalui percakapan yang baik, anak belajar mengekspresikan diri, mengembangkan pemikiran kritis, dan meningkatkan kemampuan memecahkan masalah. Selain itu, komunikasi yang efektif juga menumbuhkan rasa percaya diri dan kemampuan sosial anak.

Manfaat komunikasi berkualitas bagi kecerdasan anak
1. Meningkatkan kemampuan kognitif:
• Mendorong anak untuk berpikir kritis, mengekspresikan ide, dan memecahkan masalah.
• Membantu melatih kemampuan membaca, menulis, dan mengingat informasi.

2. Mengembangkan kecerdasan emosional:
• Memampukan anak mengidentifikasi, mengekspresikan, dan mengelola emosi mereka dengan lebih baik.
• Menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung anak untuk berkomunikasi tanpa takut dihakimi.

3. Meningkatkan rasa percaya diri:
• Anak merasa dihargai dan lebih percaya diri saat berhasil menyampaikan pikiran dan perasaannya dengan jelas.
• Memberikan apresiasi atas usaha anak, seperti saat mereka berhasil menirukan kata, akan memperkuat kepercayaan dirinya.

4. Membangun keterampilan sosial:
• Membantu anak menjalin hubungan sosial yang kuat dengan orang lain.
• Mengajarkan empati dan cara berkomunikasi dengan baik kepada teman sebayanya.

Adapun cara menciptakan komunikasi berkualitas dengan anak
1. Libatkan anak sejak dini:
Ajak bayi bicara, meskipun dengan kalimat pendek, sejak mereka baru lahir dalam berbagai aktivitas sehari-hari.

2. Lakukan komunikasi dua arah:
Ajukan pertanyaan, dengarkan respons mereka dengan saksama, dan tanggapi ekspresi yang mereka tunjukkan.

3. Jadilah pendengar yang aktif:
Berikan perhatian penuh saat anak berbicara, tatap wajahnya, dan berikan respons yang menunjukkan bahwa Anda mendengarkan.

4. Gunakan bahasa yang tepat dan positif:
Gunakan kosakata yang jelas, beri pujian yang spesifik untuk tindakan tertentu, dan hindari kata-kata yang kasar.

5. Ciptakan lingkungan yang aman:
Bangun suasana di mana anak merasa nyaman untuk berbicara secara terbuka tanpa rasa takut.

6. Bacakan cerita:
Membacakan cerita bergambar dapat melatih imajinasi, kreativitas, dan pemahaman anak akan suatu pesan.

Orientasi percakapan yang tinggi dalam suatu keluarga dapat dilihat dengan frekuensi interaksi yang dilakukan antar anggota di dalamnya, semua anggota keluarga dapat menyampaikan pendapatnya dengan bebas dan spontan, mempunyai topik yang beragam untuk dibahas tanpa adanya batasan waktu, seluruh keluarga memiliki tingkatan yang setara dalam pengambilan keputusannya. Berdasarkan penelitian dari Apsarini & Rina, 2022, orientasi percakapan yang tinggi dapat membuat anak mampu mencurahkan perasaannya secara terbuka kepada orangtua sehingga hal ini dapat menjadikan anak memiliki kemandirian dalam mengambil dan memberikan keputusan yang tepat, iklim keluarga yang seperti ini menciptakan kerekatan lebih dalam hal interaksi dan menghabiskan waktu yang banyak dalam bertukar pikiran. Komunikasi yang lancar membuat anak bisa mengerti makna dari kemandirian secara menyeluruh, anak juga mengemukakan pendapatnya apabila ada bagian yang berkaitan dengan kemandirian yang kurang anak pahami.

Orientasi percakapan yang rendah menjadikan tidak adanya interaksi terbuka antar anggota keluarga khususnya anak ke orangtua. Pertukaran ide pun tidak terlaksana sehingga kemandirian anak sulit terbentuk. Anak cenderung ragu-ragu dalam bersikap dan mengambil keputusan. Hal tersebut menyebabkan kurangnya keyakinan anak dalam pembentukan konsep diri melalui penerapan fungsi keluarga yang dilakukan oleh orang tuanya. Faktor yang menyebabkan hal ini yaitu dikarenakan anak yang asik dengan dunianya sendiri atau orang tua yang memiliki banyak aktivitas di luar. Koerner & Fitzpatrick, (2002) menyatakan dalam penelitiannya bahwa anak dan orang tua yang enggan terbuka dan bercerita masalah merupakan biang dari konflik yang terjadi. Alhasil anak cenderung untuk tidak didengarkan oleh orang tuanya, sehingga susah menanamkan kemandirian di dalam anak karena pola komunikasi yang telah terjalin.

So, mulai sekarang jadilah orang tua yang sering mengajak anak anda berkomunikasi untuk menjadikan anak-anak yang cerdas di masa depan. (*)

5 2 votes
Article Rating

Related Articles

Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Back to top button