Ogan Ilir

Keluarga Protes Tak Bisa Saksikan Ekshumasi Jenazah Terduga Pencuri Kambing Asal OI

Inderalaya

Polisi mulai melakukan ekshumasi jenazah Firullazi, terduga pencuri kambing asal Ogan Ilir yang tewas usai ditangkap polisi pada 26 Januari lalu.

Penangkapan Firullazi dilakukan oleh tim gabungan Polda Lampung dan Polres Lampung Utara, sehari sebelum dinyatakan tewas.

Ekshumasi dilakukan oleh gabungan dari Mabes Polri dan Polda Lampung, dengan dibantu tim dari Polda Sumatera Selatan serta INAFIS Polres Ogan Ilir.

Jalannya ekshumasi disaksikan langsung oleh keluarga Firullazi, kerabat dan masyarakat yang tergabung dalam Ikatan Keluarga Asal Pegagan Ilir Suku Tiga (IKAPISTA).

Salah satu tokoh masyarakat Pegagan, Misika Dasa Haprida mengungkapkan, pihak keluarga kecewa tak dapat menyaksikan proses ekshumasi secara langsung.

"Masalah proses ekshumasi ini, kami dari pihak keluarga merasa agak kurang apa ya..." kata Misika ditemui di lokasi ekshumasi di Tanjung Raja, Ogan Ilir, Rabu (22/2/2023).

"Karena pihak keluarga menerima informasi dari polisi bahwa tidak bisa menyaksikan proses ekshumasi," ungkap wanita yang juga Ketua DPD Generasi Anti Narkotika Nasional (GANN) Sumsel ini.

Menurut Misika, informasi yang diterima pihak keluarga, hanya aparat kepolisian dan tim forensik yang boleh memasuki area ekshumasi.

Namun dirinya mengaku heran karena kedatangan pihak keluarga karena diundang oleh pihak kepolisian.

"Cuma mereka (petugas) yang berkepentingan (pada proses ekshumasi), katanya SOP seperti itu. Tapi kenapa kami diundang kalau tidak bisa menyaksikan apa yang mereka kerjakan di situ," ujar Misika.

Diungkapkannya, pihak keluarga telah mengajukan permohonan kepada polisi agar ada perwakilan keluarga yang bisa menyaksikan langsung proses ekshumasi jenazah Firullazi.

Misika tak ingin ada kesan proses ekshumasi dilakukan secara sepihak karena menyangkut pengungkapan perkara besar.

Dia juga menyebut Firullazi tewas dengan tak wajar karena dijemput polisi dalam keadaan sehat, namun diantar ke rumah duka dalam keadaan menjadi mayat dan tubuh babak belur.

"Artinya ada penganiayaan. Siapa pelakunya? Kita tidak bisa menduga siapa. Yang jelas kami minta tanggung jawab dari yang menjemput. Yang menjemput pun tidak mengantar jenazah, cuma dititip kepada ambulans," bebernya.

Sementara Ketua IKAPISTA, H. Hamdy Som meminta aparat kepolisian profesional dalam mengusut kasus kematian Firullazi.

"Kebenaran harus diungkap, keadilan harus ditegakkan. Mudah-mudahan hasil ekshumasi ini dapat mengungkap kebenaran," ucapnya.

Kuasa hukum keluarga Firullazi, Sigit Muhaimin mengatakan, pihaknya pun tak diperkenankan masuk ke area ekshumasi.

Menurut Sigit, jika tak ada kendala berarti, hasil ekshumasi jenazah Firullazi baru diketahui 14 hari kemudian.

"Hasil ekshumasi akan menjadi salah satu alat bukti proses penyelidikan kematian Firullazi," kata Sigit.#prima

0 0 votes
Article Rating

Related Articles

Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
Back to top button