Ogan IlirPendidikan

1.360 Orang Mahasiswa Unsri Ikuti Wisuda ke-165 Tahun 2023, 40 Persen Cumlaude, Anis Saggaff : Target World Class University

Inderalaya

Sebanyak 1.360 mahasiswa Universitas Sriwijaya (Unsri) menjalani wisuda ke-165 di Auditorium Kampus Unsri Indralaya, Ogan Ilir.

Rektor Universitas Sriwijaya (Unsri), Prof. Dr. Ir. H. Anis Saggaff, MSCE, mengatakan, wisuda ini dilakukan secara hybrid, menggabungkan peserta yang datang secara langsung maupun daring.

"Anak-anak tidak dipaksa agar harus datang ke kampus, bisa wisuda secara online. Hanya 30 orang ikut secara daring dari total 1.360 peserta wisuda," terang Anis kepada wartawan di Indralaya, Rabu (17/5/2023).

Kebijakan rektorat Unsri yang diterapkan Anis, kini tak mengharuskan wisuda secara langsung seperti pada umumnya.

Kegiatan yang sangat sakral bagi wisudawan-wisudawati ini menyesuaikan dengan perkembangan teknologi.

"Yang penting itu mahasiswa daftar wisuda. Kalau terdaftar wisuda, maka mahasiswa tersebut berhak dapat ijazah," terang Anis.

Dilanjutkannya, Unsri memiliki tren bagus di mana pada wisuda kali ini tercatat mahasiswa dengan raihan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) cumlaude mencapai 40 persen.

Menurut Anis, pencapaian ini dibangun sejak lebih dari 10 tahun lalu di mana sejak 2012, saat menjabat Wakil Rektor I Unsri, Anis dan jajarannya mengoreksi seluruh aktivitas akademik

Salah satunya memangkas jam kosong kegiatan belajar-mengajar dan diisi dengan kegiatan perkuliahan sesuai prodi masing-masing.

Kebijakan ini terbukti dapat memangkas masa studi mahasiswa sehingga dapat menjalani perkuliahan di perguruan tinggi dengan cepat, tepat dan qualified.

"Supaya anak-anak bisa cepat tamat, bukan dicepat-cepatkan. Termasuk jumlah mahasiswa diwisuda hari ini yang 40 persen cumlaude," jelas Anis.

Diungkapkannya, hal ini karena hasil dari proses perbaikan sistem belajar mengajar yang cepat, tepat dan qualified.

"Qualified itu artinya dosen memang memberikan materi yang memang bagus. Sehingga anak-anak bisa dapat nilai optimum," terang Anis.

"Dulu, cumlaude dianggap sesuatu yang extraordinary, spektakuler, hebat. Sekarang Unsri sudah bersihkan itu dan para dosen sudah sadar," kata Anis mengungkapkan.

Anis juga mengapresiasi Mendikbudristek Nadiem Makarim yang mencetuskan Kurikulum Merdeka Belajar di mana proses belajar-mengajar harus memanusiakan manusia.

"Jangan sampai dosen memberikan tugas, tapi tidak ada tujuan, apalagi tidak memberikan nilai. Ini dilakukan karena target Unsri jadi perguruan tinggi internasional, world class university. Mudah-mudahan ke depan dapat terealisasi," papar Anis.#prima

5 1 vote
Article Rating

Related Articles

Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
Back to top button