Pendidikan

Wow Film Pendek Dipilih Universitas Binadarma Lestarikan Budaya Sumsel

Wow berbagai jalur bisa dipilih untuk melestarikan budaya Sumatera Selatan, kali ini mahasiswa Fakultas Sosial Humaniora Program studi Sastra Inggris Universitas Bina Darma Palembang merilis dua film pendek yang berjudul, 'Kita' dan 'Menari di Atas Rasa Tabu'. Kedua film tersebut di tayangkan di dalam kegiatan kuliah umum, kamis (8/6/2023) lalu.

Ketua Prodi Sastra Inggris, Dr. Fitria Aprilia, M.Pd melalui Dosen pengampu, Neisya, M.A mengatakan, lewat film pendek tersebut diharapkan budaya Sumsel mudah di terima oleh masyarakat secara luas, hingga tetap dapat di lestarikan. Bahkan, kata Neisya, melalui film tersebut dapat terlihat semangat anak muda Sumatera Selatan untuk terus mempertahankan budayanya agar tidak hilang digerus zaman.

“Kedua film ini merupakan inovasi dalam pembelajaran bahasa, khususnya mengenalkan masyarakat tentang kebudayaan Sumatera Selatan. Film ini juga dpt menjadi inspirasi bagi mahasiswa lainnya untuk terus berkarya dan memiliki semangat untuk mencintai budaya diri sendiri,” ujar Neisya, M.A.

Menurut Neisya, film tersebut merupakan hasil produk mata kuliah Manusia dan Kebudayaan, mahasiswa Prodi Sastra Inggris itu dapat disaksikan secara gratis di YouTube. Dalam penggarapannya, lanjut Neisya, para mahasiswa di bagi menjadi dua kelompok yang masing-masing mengerjakan pembuatannya filmnya.

"Film pendek ‘Kita’ dan ‘Menari di Atas Rasa Tabu’ berkisah tentang persahabatan, cinta, dan budaya Sumatera Selatan," jelas dia.

Pada Film pendek ‘Kita’ menceritakan tentang perseteruan karena status sosial, namun karena kebaikan hati tokoh utama akhirnya meluluhkan konflik tersebut. Persahabatan pun terjalin hingga akhirnya dapat memenangkan lomba tari daerah. Mahasiswa yang terlibat dalam pembuatan film pendek ‘Kita’ yakni Deddy Apriadi dan Maysin Aurra sebagai Sutradara dan Mahasiswa Prodi Sastra Inggris Semester IV sebagai pemainnya.

Sedangkan film pendek ‘Menari di Atas Rasa Tabu’ menceritakan pergulatan batin antara keinginan untuk melestarikan tari tanggai Sumatera Selatan yang terbentur dengan larangan orang tua, karena adanya tabu di masyarakat. Namun, berkat kegigihan usaha dan pembuktian tokoh utama, akhirnya dirinya dapat meneruskan niatnya menjadi seorang penari tari tanggai.

Mahasiswa yang terlibat dalam pembuatan film pendek ‘Menari di Atas Rasa Tabu’ antara lain Desti Wulandari sebagai Produser, Kemas M. Faqih sebagai Penulis Naskah. Lalu Nur Abdullah, Nadila Febraily, Burmansyah sebagai pemain. (https://www.binadarma.ac.id)

0 0 votes
Article Rating

Related Articles

Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
Back to top button