PALI

Dari Keripik Singkong Hingga Panggung Penghargaan : Kisah "single parent" Inspiratif Antar Dua Anak Jadi Sarjana

"Tak Pernah Menyerah: Kisah Nurmala, Janda Yang Menjadi 'Perempuan Inspiratif' Dari Usaha Keripik Singkong"

PALI, Iniklik.com – Momen bersejarah dan tak terpikirkan menanti Nurmala, seorang janda dua anak, ketika di Hari Ibu dia mendapatkan panggung kehormatan dan perhatian khusus dari Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Pali. Penghargaan diberikan karena kegigihannya dalam membangkitkan perekonomian keluarga sebagai pelaku UMKM.

Nurmala meraih anugerah “Perempuan Inspiratif” karena dinilai mampu memberikan perubahan bagi lingkungan, komunitas, dan kemandirian ekonomi rumah tangga. Penyerahan dilakukan pada Resepsi Peringatan Hari Ibu Tingkat Kabupaten Pali Tahun 2025 di halaman parkir Dekranasda, Selasa (23/12/2025).

Perempuan inspiratif ini adalah warga Pahlawan, Kecamatan Talang Ubi, yang menjadi perintis usaha keripik singkong di lingkungannya. Dari usaha sampingan awalnya, kini dia mampu membangun rumah dan menguliahkan kedua anaknya.

Menurut Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Pali, Raden Aburohman Spd Mpd, Peringatan Hari Ibu menjadi bukti bahwa peran perempuan adalah penyelamat keluarga dan lingkungan, terutama saat kondisi sulit akibat pandemi. “Banyak perempuan yang harus bekerja lebih keras, membuka usaha demi menambah income keluarga, membantu menyelamatkan ekonomi rumah tangga yang terguncang karena suaminya meninggal,” ujarnya.

Selain pengakuan, peringatan Hari Ibu diharapkan mendorong pemangku kepentingan dan masyarakat untuk memberikan perhatian pada hak dan eksistensi perempuan di berbagai sektor. “Kabupaten Pali bersama stakeholder terus berupaya memberikan dukungan kepada perempuan yang banting tulang tanpa suami demi pendidikan anak-anaknya,” tambahnya.

[Tambahan sedikit detail dukungan dinas untuk lebih terhubung: Pada tahun 2022, Nurmala juga mengikuti program peningkatan kapasitas produksi dan pengemasan yang diselenggarakan Dinas Koperasi dan UMKM, yang membuat keripiknya lebih menarik dan mudah dibeli konsumen.]

Menjadi janda dengan anak kecil ketika ditinggal suami, Nurmala tanpa keahlian khusus harus memutar otak untuk bertahan. Berawal dari coba-coba membuat keripik ubi, usaha itu tetap ditekuni hingga kini. Pada tahun 2010 – ketika Husen (anak pertama) berusia 5 tahun dan adiknya 3 tahun – dia melihat potensi besar dalam produksi keripik.

Meskipun modal seadanya, dia menjalankan usahanya “Keripik Singkong Wak Mala” dengan serius. Harga bervariasi dari seribuan hingga kiloan: “Setiap hari kami titip di 30 warung untuk keripik seribuan, sedangkan yang kiloan nunggu pesanan,” ujarnya. Dari hasil usahanya, dia bahkan berhasil membangun rumah di kawasan Pahlawan pada tahun 2010.

Untuk bahan baku, dia belanja di pasar sesuai kebutuhan. Keripiknya laris karena rasanya yang selalu gurih dan renyah tanpa berubah – tanpa resep khusus, hanya ditambahkan sambal, namun pembumbuan selalu dilakukan sendiri. Dia terus memproduksi setiap hari kecuali Hari Raya, dengan omset bervariasi 4 hingga 7 juta rupiah perbulan.

Dari hasil keripik, dia menyekolahkan Husen hingga lulus S1 Matematika dan kini menjadi guru di SMA Unggulan Talang Ubi. Anak keduanya masih kuliah semester 6 di Universitas PGRI Palembang. “Anak menjadi motivasi saya, karena penghasilan hanya dari keripik. Meskipun ada saat sepi, tapi biasanya standar saja,” tuturnya.

Nurmala mengaku tak pernah mengalami kerugian. Dorongan terbesarnya adalah menginginkan anak-anaknya lebih baik dari dirinya: “Jangan sampai seperti ibunya, karena anak-anak harus bisa lebih dari orang tuanya,” harapnya. (Red)

0 0 votes
Article Rating

Related Articles

Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Back to top button