Ogan Ilir

Sobirin: Demo Bertopeng Hantu, Menunjukkan 2 Orang Pendemo Tidak PD dan Malu!

 
 
# Aksi Dilakukan Karena Kecewa Paslon No Urut 2 Ilyas-Endang Didiskualifikasi
 
 
Inderalaya,JS
 
Sedikitnya empat orang melakukan aksi demo dipinggir Jalintim KM 35 Inderalaya dekat Kantor Bawaslu dan KPU Ogan Ilir (OI). Aksi tersebut dilakukan sebagai bentuk kekecewaan lantaran Bawaslu OI merekomendasikan dan KPU memutuskan pendiskualifikasian untuk Paslon No Urut 2 Ilyas Panji Alam-Endang PU Ishak, Rabu (14/10). Empat orang tersebut adalah MR Y yang melakukan orasi, MR O bertugas memberikan hadiah tikus dan Alqur'an kepada petugas kepolisian, Bawaslu dan KPU, satu orang kameramen dan satu orang lagi bertugas membawa air minum agar saat berorasi tidak lelah karena kehausan.
 
Aksi demo dilaksanakan pukul 14.15wib, orasi menggunakan toa dan bangku berlangsung 35menit. Usai bersuara mereka enggan diwawancarai dan langsung meninggalkan lokasi dengan dikawal petugas kepolisian.
 
Tokoh Pemuda OI Sobirin mengatakan sebagai warga OI berhak melakukan demo sebagai bentuk menunjukkan eksistensi dalam demokrasi, asal sesuai koridor dan aturan. Namun ia menyayangkan mengapa para pendemo yang jumlahnya secuil tersebut tidak transparan, bahkan wajahnya menggunakan topeng alias dicat seperti 'hantu'.
 
"Ya ini menandakan ketidaktransparan mereka sebagai warga OI, harusnya berani menunjukkan mukanya tanpa topeng ber-cat seperti hantu. Mungkin mereka tidak PD atau malu menunjukkan mukanya. Seharusnya tunjukkan inilah aku inilah wajahku dan tetap mematuhi protokol covid. Ya mungkin aksi ini dilakukan guna mewakili apa yang menjadi tuntutan mereka karena kecewa. Namun belum tentu bagi warga OI keputusan Bawaslu dan KPU adalah salah, bisa jadi warga malah legowo dan lapang dada. Ya saya pikir lebih baik ikuti aturan yang berlaku, kalau kecewa-kan ada ranahnya. Jangan sampai berkoar-koar akan membawa 'pasukan' lebih banyak, ini buktinya cuma beberapa orang saja. Ini negara hukum jadi taati saja sesuai aturan yang berlaku,"tegas warga Kecamatan Tanjung Batu ini.
 
Sebelumnya MR Y dalam orasinya yang menggunakan toa meminta agar KPU dan Bawaslu bertindak adil dalam demokrasi, bahkan ia meminta agar harta para komisioner diperiksa.
 
"Telah mati demokrasi di negeri ini. Terbukti dengan adanya keputusan diskulalifikasi secara sepihak oleh KPU dan Bawaslu. Ini persoalan administrasi yang sejak dulu memang ada. Kalau Pak Ilyas dan Pak Endang korupsi, silakan didiskualifikasi. Inilah cacatnya KPU dan Bawaslu," ujar MR Y yang mukanya di-cat 
 
Setelah berorasi, seorang pria MR O memberikan tikus yang dimasukkan dalam wadah plastik dan memberikannya kepada perwakilan KPU dan Bawaslu.
 
Entah apa maksud kedua pria ini, namun tikus-tikus tersebut tetap diterima Kepala Divisi Hukum dan Pengawasan KPU Ogan Ilir, Rusdi dan Staf Divisi Pengawasan, Hubal dan Humas Bawaslu Ogan Ilir, Adil Marwan.
 
Selain menyampaikan aspirasi, dua orang pria ini mengungkapkan akan datang berunjuk rasa dengan jumlah orang yang jauh lebih banyak.
 
"Kami akan datang ke KPU OI dengan puluhan ribu orang yang tidak takut mati," ujar pria tersebut.
 
Terpisah, Ketua KPU OI  Massuryati didampingi Anggota Komisioner Robi dan Rusdi menanggapi dengan santai orasi dan aksi penyerahan tikus oleh dua orang pria tersebut.
 
"Ya itukan hak mereka untuk demo, silahkan saja, yang jelas sesuai aturan. Dan kami persilahkan untuk mencek rekening atau harta kami. KPU OI tetap akan mengikuti aturan yang ada sesuai Undang Undang yang berlaku. Kami menjalankan amanat Undang Undang dengan profesional, transparan. Kami tidak memihak paslon manapun, kami tidak diintervensi oleh siapapun," ujar Massuryati. #prima
0 0 votes
Article Rating

Related Articles

Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
Back to top button